Resep ini pernah saya tulis di Facebook notes pribadi saya sekitar tahun 2011 dan saya tulis juga di sini bareng Genjer Masak Tauco, tapi menurut saya waktu itu belum sepenuhnya berhasil karena rasanya kurang enak. Untuk percobaan kedua ini sebenarnya cuma saya tambahin lengkuas dan sereh ketika membungkus dan sebelum dibungkus, ayam dan bumbu halus saya tumis sebentar supaya aromanya keluar. Biar lebih wangi.
Ini resep kesukaan keluarga di rumah meski bukan resep asli turun temurun (liat aja judulnya bukan bahasa Sunda…rek turun ti mana?). Resep ini muncul di rubrik Resep Favorit Anda (RFA) di majalah Femina taun 80-an, yang halaman-halamannya selalu dikoleksi ibu saya.
Sekarang sang halaman masih menjadi pegangan hidup Bibi kalo masak Garang Asem Ayam, halamannya sudah menguning dan tepian kertas mulai dihiasi sobekan-sobekan kecil. Sekarang mulai tampak seperti warisan turun temurun…
Garang Asem Ayam
bahan:
1 ekor ayam muda (750 g)
bumbu yang dihaluskan:
bawang merah 12 btr
bawang putih 6 siung
kemiri 10 btr
cabe rawit 5 buah
garam 1.5 sdm
gula pasir 1 sdm
cabe hijau 10 buah, dipotong melintang setebal 1 cm
belimbing sayur 10 buah, dipotong gitu juga
daun salam 5 lbr, sobek-sobek jadi 4-5 bagian, sereh yang sudah digeprek dan irisan lengkuas.
daun pisang untuk membungkus
Cara membuat:
– Potong-potong ayam agak kecil, campurkan dengan bumbu halus, cabe hijau, dan belimbing. Aduk.
– Bungkus dengan daun pisang. Tiap bungkus berisi 2-3 potong ayam, 1 lembar daun salam, sereh, dan lengkuas.
– Kukus hingga matang selama kurleb 1 jam
Enak. Sumprit. Apalagi kalo dibesokin, angetin lagi…
PS: dalam semangat RFA, resep ini dikirim oleh Ibu Wiewiek Harsono dari Semarang sewaktu beliau masih mahasiswi Publisistik UnDip. Sekarang mungkin sudah jadi ibu…atau nenek. Makasih ya Tante Wiewiek, resepnya enak.