Semakin dewasa (baca: tua) saya makin jarang minum-minuman manis. Memang bukan kebiasaan kami di rumah untuk minum minuman manis. Bagi Sunda totok miskin gula seperti geng Priangan, teh itu ya pahit. Kopi boleh lah manis tapi ya ngga manis-manis amat kayak kolek. Meski demikian tetap saja untuk menahan hawa dingin saya senang minuman manis dan hangat.
Bulan Juli ini Bali masih dingin. Kalau Jakarta senang menuduh Bogor untuk paket banjir kiriman, kami mendelik pada Australia untuk angin kiriman. Paket hawa dingin. Sejuk menurut beberapa orang, dingin menurut saya. Jadi kami adopsi minuman hangat dari Sunda.
Minuman-minuman manis yang muncul dari tanah Sunda biasanya berbasis gula aren. Dan karena Bandung cenderung dingin, banyak rempah dan rimpang penghangat yang ikut meramaikan suasana. Cocok kan untuk menemani makan siang?
Bandrek Kelapa Muda: 2 lt air, 300 gr Gula aren, 2 lbr daun pandan, 200 g jahe (kupas, iris lalu geprek), 1 batang kayumanis, 6 btr cengkeh, 2 btg sereh, gula pasir, sedikit garam, daging dari 2 butir kelapa muda.
Rebus gula aren dengan pandan hingga larut lalu didihkan selama 15-20 menit. Saring supaya kotoran dari gula aren tidak terikut. Didihkan kembali air gula dengan jahe, kayumanis, ½ sdt garam dan cengkeh. Tambahkan gula pasir jika terasa kurang manis. Sajikan dengan kerukan daging kelapa muda. Atau kolang-kaling kalo mau.
Cukup untuk ngasih minum 8-10 orang. Nambah pula…